Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia - Buya Hamka

April 28, 2019

Sejahtera Dengan Apa Yang Mereka Miliki

Berbicara tentang daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) maka rasanya erat hubungannya dengan ketidakadilan. Bayangkan saja, masyarakat daerah 3T mereka sama-sama bayar pajak sama seperti kita tetapi mengapa mereka tidak mendapat hak pembangunan sama seperti kita yang tinggal di jawa? Masalah yang dihadapi masyarakat 3T ini juga sangat kompleks. Contoh nyata adalah apa yang terjadi di papua, masalah terbesar adalah gizi buruk, kelaparan dan kurangannya fasilitas kesehatan. Butuh alokasi dana pembangunan yang tidak sedikit yang siap dialokasikan untuk mensubsidi makanan-makan bergizi, obat-obatan dan lainnya untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Namun, menurut saya mau sebanyak apapun pemerintah mensubsidi makanan-makanan dan obat-obatan tidak akan selesai masalah gizi buruk, kelaparan dan kesehatan jika masih ada daerah 3T  yang akses nya tertutup. 

Masih banyaknya daerah-daerah berpenduduk yang sangat terisolasi di era modern saat ini, daerah-daerah yang bahkan hanya dapat diakses dengan pesawat perintis atau kapal kayuh kecil, penduduk di daerah seperti ini sangat sulit untuk mengembangkan ekonominya karena hampir tidak ada penghubung bagi mereka untuk berinteraksi ekonomi dengan dunia luar, kalau masalah-masalah akses jalan ini terus dibiarkan maka masalah-masalah seperti kemiskinan, penggangguran dan kelaparan di daerah terluar indonesia akan terus terjadi dan berulang. Perlu Perubahan Untuk Indonesia yang lebih baik, langkah awal menurut saya adalah dengan pembangunan infrastruktur jalan yang saat ini telah kita mulai. Jalan akan menjadi penghubung mereka ke dunia luar.

Salah satu contoh manfaat jalan bagi pembagunan daerah 3T bisa kita saksikan dengan telah dibangunnya jalan Trans Papua yang hadir menjawab ketersambungan wilayah di bumi cendrawasih, jalan yang membentang dari kota Sorong provinsi Papua barat hingga merauke di provinsi Papua menghubungkan daerah terisolir di kedua provinsi serta memangkas jalur distribusi yang selama ini menyebabkan mahalnya pangan. 

Manfaat itu dirasakan betul oleh masyarakat di kampung Maladofok, Kabupaten Sorong yang jaraknya jauh dengan pusat kota Sorong. Masyarakat yang rata-rata mata pencariannya berkebun, dulunya masyarakat butuh waktu berhari-hari untuk berjalan ke pasar kota menjual hasil kebunnya, kini hanya butuh waktu hitungan jam dengan kendaraan bermotor.
Masyarakat kampung Maladofok membawa hasil kebunnya ke kota.
Sumber: Satu Indonesia episode Pembangunan Infrastruktur Transpapua Barat Mudahkan Masyarakat Papua, NET.

Jalan Trans papua harus jadi tulang punggung untuk menggerakan ekonomi masyarakat. Namun untuk mempercepat dan menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi setelah pembangunan jalan di tanah papua ini, perlu ada intervensi dari pemerintah. Pemerintah harus bisa mendorong tumbuhnya pengembangan ekonomi masyrakat lokal lewat pengendalian rantai ekonomi lokal dari hulu ke hilir, kita tahu bahwa papua memiliki destinasi wisata yang sudah dikenal sampai mancanegara contohnya Raja Ampat dan Pegunungan Jaya Wijaya. Pemerintah harus memaksimalkan potensi ini, yang pertama untuk memudahkan akses wisatawan tentunya dengam mengintegrasikan Jalan Trans Papua ini dengan bandara-bandara terdekat, setelah itu dengan memberdayakan masyarakatnya dengan mengedukasi mereka untuk memproduksi barang-barang kearifan lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas daerah dan lainnya, contohnya kopi asli papua, petani kopi perlu pemerintah bantu lewat edukasi menanam  dan permodalannya untuk menghasilkan lebih banyak kopi. Bukan hanya menanam, masyarakat lokalnya harus diberdayakan untuk memproduksi sendiri produk jadi dari biji kopi yang mereka tanam dan masyarakat dapat memasarkannya di sepanjang koridor jalan Trans papua yang banyak dilalui wisatawan. Untuk itu pemerintah harus membuat regulasi untuk membatasi brand produk-produk asing yang biasa hadir di setiap rest area jalan, cukup rest area sepanjang jalan Trans Papua ini sebagai etalase atau tempat pemasaran produk unggulan lokal. 

Diluar itu yang tidak kalah penting adalah dengan menumbuhkan mental yang kuat pada masyarakat papua khususnya anak-anak tanah papua ini. Pendidikan berjenjang mereka harus pemerintah jamin. Tujuan dari pendidikan ini tidak lain ialah untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan mereka, diwujudkan seperti dengan edukasi berkomunikasi bahasa inggris, bagaimana bersikap dan menjaga toleransi. Sehingga di masa yang akan datang tanah Papua tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang indah tetapi juga sebagai tempat yang ramah bagi wisatawan.
Dan yang terakhir rasanya sulit bagi pemerintah untuk merealisasikan capaian ini jika hanya mengandalkan APBD. Dibutuhkan keterbukaan dan kerjasama antara berbagai kementrian, pemerintah daerah dan swasta untuk menghasilkan alternatif anggaran pembangunan. Langkah itu telah ditunjukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) dengan salah satu program pemerintah yaitu dengan mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah perbatasan. Dengan meningkatnya investasi maka diharapkan sejalan dengan pembangunan daerah tersebut. Investasi di daerah 3T ini tentunya harus sesuai dengan potensi dan peluang yang dimiliki. Utamanya, Investasi yang masuk harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Pemerintah selaku pembuat kebijakan perlu membuat regulasi khusus yang dapat menarik investor dan memberikan kemudahan  bagi para pelaku usaha di daerah 3T serta harus tegas dalam mengatur pengembangan usaha  para pelaku usaha supaya selain mengembangkan usaha para pelaku usaha dapat bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan dan ikut serta mensejahterakan masyarakat lokal.  

Salah satu contohnya KORINDO yang sukses dalam membangun investasi kondusif di daerah 3T, yakni di Boven Digoel dan Merauke, KORINDO sukses membangun usaha dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. KORINDO sadar bentuk Kawasan Papua, merupakan salah satu daerah yang menjadi primadona dalam pengembangan industri kehutanan karena bentang alamnya yang luas, subur, dan kebanyakan masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Industri kehutanan menjadi penyumbang terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua, selain industri pertambangan. Papua juga merupakan kawasan dengan kebudayaan yang juga masih sangat original sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara. KORINDO telah mengembangkan konsep industri yang ramah lingkungan melalui pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan kelapa sawit. Melalui pembangunan industri tersebut KORINDO berkontribusi menyerap tenaga kerja terutama di Papua yang telah menyerap 10.000 tenaga kerja. 

Bukan hanya masalah ekonomi dan lingkungan yang harus diperhatikan para pelaku usaha swasta ini, tetapi seperti yang saya singgung diawal bahwa masalah  nyata di Papua itu ialah gizi buruk dan kurangnya fasilitas kesehatan. Dengan sekarang telah terbukanya akses jalan Trans Papua harusnya menjadi jalan untuk muncul dan berjamurnya pos-pos pelayanan kesehatan yang dapat menjamin kesehatan masyarakat Papua. Seperti yang dilakukan Korindo Group melalui Klinik Asiki di kabupaten Boven Digoel Papua. Para dokter dan tenaga medis melakukan berbagai penyuluhan dan memberikan berbagai bantuan kepada warga pelosok. Bahkan melalui program klinik mobile, para tenaga medis dari perusahaan kelapa sawit asal Korea Selatan ini langsung menuju ke pelosok-pelosok desa. Klinik Asiki yang langsung mendatangi masyarakat di wilayah pedalaman merupakan salah satu cara KORINDO turut berkontribusi meningkatkan kesehatan masyarakat dan membawa perubahan untuk Indonesia di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Korindo Group melalui Klinik Asiki. Para dokter dan tenaga medis melakukan berbagai penyuluhan dan memberikan berbagai bantuan kepada warga pelosok.

Jika di analogikan sebuah rumah, perbatasan adalah teras nya sebuah negara. Teras adalah respresentasi dari keseluruhan isi rumah. Untuk itu mari bersama Bangun Daerah Perbatasan Menjadi Terasnya Indonesia yang indah dan bersih. 

Sekarang ini dengan sudah terbukanya akses jalan di bumi cendrawasih ini harus kita syukuri dan yang tak kalah penting rantai ekonomi, lingkungan serta pelayanan kesehatan masyarakat lokal harus kita, pemerintah dan mitra swasta bantu dan jaga bersama sehingga kedepannya kita bisa melihat bagaimana masyarakat papua bisa sejahtera dengan apa yang sudah mereka miliki.

(Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diadakan oleh KORINDO)

Optimisme Pesawat Tebang PT Dirgantara Indonesia Hiasi Langit Dunia


Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang dimiliki baik sepenuhnya, sebagian besar maupun sebagian kecil oleh pemerintah dan pemerintah memberi kontrol terhadapnya. Pemerintah membutuhkan sistem korporasi berbentuk BUMN untuk bisa mengelola sektor-sektor potensial seperti listrik, air, bahan bakar minyak dan sumber daya lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hasil keuntungan perusahaan BUMN merupakan sumber pendapatan yang besar bagi negara disamping pendapatan dari pajak. BUMN memainkan peranan penting dalam pembangunan negara. Oleh karena itu BUMN harus terus di optimlisasi demi kepentingan negara.

Menurut saya, salah satu langkah yang tepat untuk menguatkan peran BUMN dalam pembangunan negeri ialah membangkitkan kembali BUMN Industri Strategis. Kemajuan suatu negera tidak terlepas dari apa yang dihasilkan industri strategisnya. Katakanlah, Jepang memiliki Honda dan Mitubishi, Korea memiliki Samsung dan Hyundai sedangkan Amerika memiliki General Electrics dan lain-lain. Bagaimana dengann indonesia? Kita patut berbangga karena kita memiliki perusahaan pesawat terbang PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang menjadi salah satu BUMN Industri Strategis. Dulu indonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam produksi pesawat terbang dengan proyek pengembangan pesawat nasional N-250. Namun, sejak Indonesia diterjang “Badai krisis ekonomi” yang kemudian meluas menjadi krisis multi-dimensi pada tahun 1997. Negara membutuhkan pinjaman untuk menutupi defisit, pemerintah menerima bantuan dari lembaga keuangan internasional, salah satu clausul yang diisyaratkan nya pun cukup menakutkan, yaitu pemerintah harus menghentikan pembiayaan atas proyek industri strategis berbiaya besar termasuk investasi pemerintah  selaku pemegang saham tunggal IPTN untuk pengembangan pesawat N-250. Lalu yang terjadi kemudian kita tidak pernah melihat lagi program pengembangan pesawat terbang nasional yang jelas dan terarah. Kini sudah saatnya kita bangkitkan kembali industri pesawat nasional kita.

Pesawat N250, Sumber: VivaNews.com


Di era sekarang yang semakin terbuka, kita harus siap menghadapi dan memenangkan persaingan. kondisi ekonomi tengah mengalami ketidakpastian. Namun kita meski optimis akan selalu ada solusi untuk memenangkan persaingan bahkan disaat situasi yang tidak menguntungkan. Optimisme ini muncul dikala PT Dirgantara Indonesia telah berhasil merambah pasar global.

 PT Dirgantara Indonesia mengekspor pesawat jenis CN235 ke Nepal dan Senegal. Ini tentu sebuah potensi bagi PT DI, Negara di kawasan Afrika dan Asia Selatan punya karakteristik geografis yang tidak bisa dipenuhi oleh spesifikasi pesawat buatan pabrikan Eropa atau Amerika Serikat. Disinilah PT DI muncul sebagai kompetitor yang punya pasar sendiri, tidak masuk dalam pasar red ocean yang sangat kompetitif, tapi mampu menciptakan pasar sendiri (blue ocean strategy).

 PT DI juga menjadi mitra untuk mengerjakan pembuatan pesawat nasional R80 yang di inisiasi PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang didirikan oleh Presiden RI ke 3 BJ Habibie. Pesawat karya anak bangsa ini menwarkan pesawat dengan kecepatan tinggi generasi baru, avionic canggih untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan tinggi untuk penumpang dan ramah lingkungan. Direncanakan pesawat ini siap mengudara pada tahun 2025, sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi salah satu negara produsen pesawat terbang yang diperhitungkan dunia tak lama lagi bakal segera terwujud.

Besarnya nilai penjualan perunit dari produk industri pesawat ini, menurut saya akan berkontribusi  masif bagi pertumbuhan perekonomian nasional, sehingga arah pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh perkembangan industri pesawat terbang ini.

Namun, ada beberapa catatan untuk perbaikan kinerja PT DI yang masih perlu ditingkatkan. Dibutuhkan rumusan strategi jitu yang perlu dilakukan untuk mencapai target kebangkitan industri pesawat terbang sekaligus merebut pasar internasional. Setidaknya saya mempunyai dua gagasan segar jika di masa depan bisa menjadi Direktur utama PT DI.

PT Dirgantara Indonesia harus sudah mulai mengembangkan pesawat terbang komersil seperti boeing 747 atau Airbus 380 yang dominan menghiasi maskapai-masakapi penerbangan. PT DI telah banyak memiliki ahli-ahli pesawat yang mampu membuat proyek produksi pesawat komersil sekelas Airbus dan Boeing. PT DI juga sering dipercaya oleh dua perusahaan raksasa itu untuk memproduksi kompenen-kompenen penting untuk pesawat dari Airbus dan Boeing. Jadi PT DI harus nya sudah mulai berfikir untuk memproduksi pesawat komersil yang jumlah permintaan nya sangat tinggi seiiring dengan pertumbuhan industri penerbangan dunia. Modal sejatinya tidak menjadi halangan jika sikap pemerintah berkomitmen mendukung proyek ini . Banyak instrumen kebijakan pembiayaan yang dapat dilakukan untuk bisa membiayai proyek strategis untuk kemajuan Industri pesawat terbang indonesia ini.

Selain itu menurut saya PT DI sebagai satu-satunya aircraft manufacturer di tanah air dan ASEAN harusnya bisa memproduksi pesawat-pesawat yang dibutuhkan untuk penerbangan nasional, yang mampu beroperasi di daerah seperti Papua yang daerahnya bergunung-gunung, banyak bukit dan jurang terjal. Kebutuhan pesawat terbang dengan karakteristik khusus ini harus bisa dipenuhi PT DI. Dengan begitu anggaran yang dikeluarkan pemerintah tidak akan terlalu besar jika dibandingkan harus memesan pesawat ke produsen pesawat terbang  luar. Dalam penjualan pesawat terbang tipe jarak dekat-menengah, Indonesia adalah pasar terbesar dunia, karena seperti kita ketahui indonesia adalah negera kepulauan. Sangat disayangkan jika potensi pasar sedemikian besar jika kita tidak mampu membuat apa-apa padahal kita mampu memanfaatkannya. PT DI selain dituntut bisa merambah pasar internasional. Namun yang tak kalah penting adalah bagaimana negara kita juga harus melepas ketergantungan mengimpor pesawat dari luar. 

Pada akhirnya ditegaskan bahwa PT Dirgantara akan maju dan berkembang jika ditopang oleh sejumlah faktor input antara lain sumber daya manusia terampil, iptek, dukungan pemerintah serta tata kelola perusahaan yang efisien. Semangat untuk berdikari dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor penting dalam membangun Industri pesawat terbang di Indonesia. Dan kini perkembangan untuk maju sudah dimulai, kiprah PT DI di pasar global mulai menunjukkan tajinya, sehingga  harapan kita untuk melihat pesawat karya anak bangsa mengangkasa menghiasi langit dunia kini bukan isapan jempol semata.

Artikel ini diikutsertakan di lomba BUMN Goes To Campus Future CEO.

Copyright © Rifki Renaldi | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com