Berbicara tentang daerah 3T (Terdepan,
Terluar dan Tertinggal) maka rasanya erat hubungannya dengan ketidakadilan.
Bayangkan saja, masyarakat daerah 3T mereka sama-sama bayar pajak sama seperti
kita tetapi mengapa mereka tidak mendapat hak pembangunan sama seperti kita
yang tinggal di jawa? Masalah yang dihadapi masyarakat 3T ini juga sangat
kompleks. Contoh nyata adalah apa yang terjadi di papua, masalah terbesar
adalah gizi buruk, kelaparan dan kurangannya fasilitas kesehatan. Butuh alokasi
dana pembangunan yang tidak sedikit yang siap dialokasikan untuk mensubsidi
makanan-makan bergizi, obat-obatan dan lainnya untuk dapat menyelesaikan
masalah-masalah tersebut. Namun, menurut saya mau sebanyak apapun pemerintah mensubsidi
makanan-makanan dan obat-obatan tidak akan selesai masalah gizi buruk,
kelaparan dan kesehatan jika masih ada daerah 3T yang akses nya tertutup.
Masih banyaknya daerah-daerah berpenduduk
yang sangat terisolasi di era modern saat ini, daerah-daerah yang bahkan hanya
dapat diakses dengan pesawat perintis atau kapal kayuh kecil, penduduk di
daerah seperti ini sangat sulit untuk mengembangkan ekonominya karena hampir
tidak ada penghubung bagi mereka untuk berinteraksi ekonomi dengan dunia luar,
kalau masalah-masalah akses jalan ini terus dibiarkan maka masalah-masalah
seperti kemiskinan, penggangguran dan kelaparan di daerah terluar indonesia
akan terus terjadi dan berulang. Perlu Perubahan Untuk Indonesia yang lebih baik, langkah awal menurut saya adalah dengan pembangunan infrastruktur jalan
yang saat ini telah kita mulai. Jalan akan menjadi penghubung mereka ke dunia
luar.
Salah satu contoh manfaat jalan bagi
pembagunan daerah 3T bisa kita saksikan dengan telah dibangunnya jalan Trans
Papua yang hadir menjawab ketersambungan wilayah di bumi cendrawasih, jalan
yang membentang dari kota Sorong provinsi Papua barat hingga merauke di
provinsi Papua menghubungkan daerah terisolir di kedua provinsi serta memangkas
jalur distribusi yang selama ini menyebabkan mahalnya pangan.
Manfaat itu dirasakan betul oleh
masyarakat di kampung Maladofok, Kabupaten Sorong yang jaraknya jauh dengan
pusat kota Sorong. Masyarakat yang rata-rata mata pencariannya berkebun, dulunya
masyarakat butuh waktu berhari-hari untuk berjalan ke pasar kota menjual hasil
kebunnya, kini hanya butuh waktu hitungan jam dengan kendaraan bermotor.
Masyarakat kampung Maladofok membawa hasil kebunnya ke kota.
Sumber: Satu Indonesia episode Pembangunan Infrastruktur Transpapua Barat Mudahkan Masyarakat Papua, NET.
|
Jalan Trans papua harus jadi tulang
punggung untuk menggerakan ekonomi masyarakat. Namun untuk mempercepat dan
menjaga keberlanjutan pembangunan ekonomi setelah pembangunan jalan di tanah
papua ini, perlu ada intervensi dari pemerintah. Pemerintah harus bisa
mendorong tumbuhnya pengembangan ekonomi masyrakat lokal lewat pengendalian
rantai ekonomi lokal dari hulu ke hilir, kita tahu bahwa papua memiliki
destinasi wisata yang sudah dikenal sampai mancanegara contohnya Raja Ampat dan
Pegunungan Jaya Wijaya. Pemerintah harus memaksimalkan potensi ini, yang
pertama untuk memudahkan akses wisatawan tentunya dengam mengintegrasikan Jalan
Trans Papua ini dengan bandara-bandara terdekat, setelah itu dengan memberdayakan
masyarakatnya dengan mengedukasi mereka untuk memproduksi barang-barang
kearifan lokal seperti kerajinan tangan, makanan khas daerah dan lainnya, contohnya kopi asli papua, petani kopi perlu pemerintah bantu lewat edukasi menanam dan permodalannya untuk menghasilkan lebih
banyak kopi. Bukan hanya menanam, masyarakat lokalnya harus diberdayakan untuk
memproduksi sendiri produk jadi dari biji kopi yang mereka tanam dan masyarakat
dapat memasarkannya di sepanjang koridor jalan Trans papua yang banyak dilalui
wisatawan. Untuk itu pemerintah harus membuat regulasi untuk membatasi brand
produk-produk asing yang biasa hadir di setiap rest area jalan, cukup rest area
sepanjang jalan Trans Papua ini sebagai etalase atau tempat pemasaran produk
unggulan lokal.
Diluar itu yang tidak kalah penting adalah
dengan menumbuhkan mental yang kuat pada masyarakat papua khususnya anak-anak
tanah papua ini. Pendidikan berjenjang mereka harus pemerintah jamin. Tujuan
dari pendidikan ini tidak lain ialah untuk membantu mereka mengembangkan
kemampuan mereka, diwujudkan seperti dengan edukasi berkomunikasi bahasa
inggris, bagaimana bersikap dan menjaga toleransi. Sehingga di masa yang akan
datang tanah Papua tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata yang indah tetapi
juga sebagai tempat yang ramah bagi wisatawan.
Dan yang terakhir rasanya sulit bagi
pemerintah untuk merealisasikan capaian ini jika hanya mengandalkan APBD. Dibutuhkan
keterbukaan dan kerjasama antara berbagai kementrian, pemerintah daerah dan swasta
untuk menghasilkan alternatif anggaran pembangunan. Langkah itu telah
ditunjukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi (Kemendes PDT) dengan salah satu program
pemerintah yaitu dengan mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah
perbatasan. Dengan meningkatnya investasi maka diharapkan sejalan dengan
pembangunan daerah tersebut. Investasi di
daerah 3T ini tentunya harus sesuai dengan potensi dan peluang yang dimiliki.
Utamanya, Investasi yang masuk harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan
kearifan lokal. Pemerintah selaku pembuat kebijakan perlu membuat regulasi
khusus yang dapat menarik investor dan memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha di daerah 3T serta
harus tegas dalam mengatur pengembangan usaha para pelaku usaha supaya selain mengembangkan
usaha para pelaku usaha dapat bertanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan
dan ikut serta mensejahterakan masyarakat lokal.
Salah satu contohnya KORINDO yang sukses
dalam membangun investasi kondusif di daerah 3T, yakni di Boven Digoel dan
Merauke, KORINDO sukses membangun usaha dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. KORINDO sadar bentuk Kawasan
Papua, merupakan salah satu daerah yang menjadi primadona dalam pengembangan
industri kehutanan karena bentang alamnya yang luas, subur, dan kebanyakan
masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Industri kehutanan menjadi penyumbang
terbesar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Papua, selain industri
pertambangan. Papua juga merupakan kawasan dengan kebudayaan yang juga masih
sangat original sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara. KORINDO telah mengembangkan konsep industri yang ramah lingkungan melalui
pembangunan bidang kehutanan dan perkebunan kelapa sawit. Melalui pembangunan
industri tersebut KORINDO berkontribusi menyerap tenaga kerja terutama di Papua
yang telah menyerap 10.000 tenaga kerja.
Bukan hanya masalah ekonomi dan lingkungan
yang harus diperhatikan para pelaku usaha swasta ini, tetapi seperti yang saya
singgung diawal bahwa masalah nyata di Papua itu ialah gizi buruk dan kurangnya fasilitas kesehatan. Dengan sekarang
telah terbukanya akses jalan Trans Papua harusnya menjadi jalan untuk muncul
dan berjamurnya pos-pos pelayanan kesehatan yang dapat menjamin kesehatan
masyarakat Papua. Seperti yang dilakukan Korindo Group melalui Klinik Asiki di
kabupaten Boven Digoel Papua. Para dokter dan tenaga medis melakukan berbagai
penyuluhan dan memberikan berbagai bantuan kepada warga pelosok. Bahkan melalui
program klinik mobile, para tenaga medis dari perusahaan kelapa sawit asal
Korea Selatan ini langsung menuju ke pelosok-pelosok desa. Klinik Asiki yang langsung mendatangi masyarakat di
wilayah pedalaman merupakan salah
satu cara KORINDO turut berkontribusi meningkatkan kesehatan masyarakat dan
membawa perubahan untuk Indonesia di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan
Tertinggal).
Korindo Group melalui Klinik Asiki. Para dokter dan tenaga medis melakukan berbagai penyuluhan dan memberikan berbagai bantuan kepada warga pelosok.
|
Jika di analogikan sebuah rumah,
perbatasan adalah teras nya sebuah negara. Teras adalah respresentasi dari
keseluruhan isi rumah. Untuk itu mari bersama Bangun Daerah Perbatasan Menjadi Terasnya Indonesia yang indah dan bersih.
Sekarang ini dengan sudah terbukanya akses
jalan di bumi cendrawasih ini harus kita syukuri dan yang tak kalah penting
rantai ekonomi, lingkungan serta pelayanan kesehatan masyarakat lokal harus
kita, pemerintah dan mitra swasta bantu dan jaga bersama sehingga kedepannya
kita bisa melihat bagaimana masyarakat papua bisa sejahtera dengan apa yang
sudah mereka miliki.
(Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog yang diadakan oleh KORINDO)
0 komentar:
Post a Comment