Badan Usaha Milik Negara atau BUMN
adalah badan usaha yang dimiliki baik sepenuhnya, sebagian besar maupun
sebagian kecil oleh pemerintah dan pemerintah memberi kontrol terhadapnya.
Pemerintah membutuhkan sistem korporasi berbentuk BUMN untuk bisa mengelola
sektor-sektor potensial seperti listrik, air, bahan bakar minyak dan sumber
daya lain yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Hasil keuntungan perusahaan
BUMN merupakan sumber pendapatan yang besar bagi negara disamping pendapatan
dari pajak. BUMN
memainkan peranan penting dalam pembangunan negara. Oleh karena itu BUMN harus
terus di optimlisasi
demi kepentingan negara.
Menurut saya, salah satu langkah yang tepat untuk menguatkan peran BUMN dalam pembangunan
negeri ialah
membangkitkan kembali BUMN Industri Strategis. Kemajuan suatu negera tidak terlepas dari apa yang
dihasilkan industri strategisnya. Katakanlah, Jepang memiliki Honda dan
Mitubishi, Korea memiliki Samsung dan Hyundai sedangkan Amerika memiliki
General Electrics dan lain-lain. Bagaimana dengann indonesia? Kita patut
berbangga karena kita memiliki perusahaan
pesawat terbang PT Dirgantara
Indonesia (PT DI) yang menjadi salah
satu BUMN Industri Strategis.
Dulu
indonesia menjadi salah satu negara terdepan dalam produksi pesawat terbang dengan proyek pengembangan pesawat nasional N-250. Namun,
sejak Indonesia diterjang “Badai krisis ekonomi” yang kemudian meluas menjadi
krisis multi-dimensi pada tahun 1997. Negara membutuhkan pinjaman untuk
menutupi defisit, pemerintah menerima bantuan dari lembaga keuangan
internasional, salah satu clausul yang diisyaratkan nya pun cukup
menakutkan, yaitu pemerintah harus menghentikan pembiayaan atas proyek industri
strategis berbiaya besar termasuk investasi pemerintah selaku pemegang saham tunggal IPTN untuk pengembangan pesawat N-250. Lalu yang
terjadi kemudian kita tidak pernah melihat lagi program pengembangan pesawat terbang nasional
yang jelas dan terarah. Kini sudah saatnya kita bangkitkan kembali industri pesawat nasional
kita.
Di era sekarang yang semakin terbuka,
kita harus siap menghadapi dan memenangkan persaingan. kondisi ekonomi tengah
mengalami ketidakpastian. Namun kita meski optimis akan selalu ada solusi untuk
memenangkan persaingan bahkan disaat situasi yang tidak menguntungkan.
Optimisme ini muncul dikala PT Dirgantara Indonesia telah berhasil merambah pasar global.
PT Dirgantara Indonesia mengekspor pesawat
jenis CN235 ke Nepal dan Senegal. Ini tentu sebuah potensi bagi PT DI, Negara
di kawasan Afrika dan Asia Selatan punya karakteristik geografis yang tidak
bisa dipenuhi oleh spesifikasi pesawat buatan pabrikan Eropa atau Amerika
Serikat. Disinilah PT DI muncul sebagai kompetitor yang punya pasar sendiri,
tidak masuk dalam pasar red ocean yang sangat kompetitif, tapi mampu
menciptakan pasar sendiri (blue ocean strategy).
PT DI juga menjadi mitra untuk mengerjakan
pembuatan pesawat nasional R80 yang di inisiasi
PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang didirikan oleh Presiden RI ke 3 BJ Habibie.
Pesawat karya anak bangsa ini menwarkan pesawat dengan kecepatan tinggi
generasi baru, avionic
canggih untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan tinggi untuk penumpang dan
ramah lingkungan. Direncanakan pesawat ini siap mengudara pada tahun 2025,
sehingga mimpi Indonesia untuk menjadi salah satu negara produsen pesawat
terbang yang diperhitungkan dunia tak lama lagi bakal segera terwujud.
Besarnya
nilai penjualan perunit dari produk industri pesawat ini, menurut saya akan
berkontribusi masif bagi pertumbuhan
perekonomian nasional, sehingga arah pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh
perkembangan industri pesawat
terbang ini.
Namun,
ada beberapa catatan untuk perbaikan kinerja PT DI
yang masih perlu ditingkatkan. Dibutuhkan rumusan strategi jitu yang perlu
dilakukan untuk mencapai target kebangkitan industri pesawat terbang
sekaligus merebut pasar internasional. Setidaknya saya mempunyai dua gagasan segar jika di masa depan bisa menjadi Direktur utama PT DI.
PT
Dirgantara Indonesia harus sudah mulai mengembangkan pesawat terbang komersil
seperti boeing 747 atau Airbus 380 yang dominan menghiasi maskapai-masakapi
penerbangan. PT DI telah banyak memiliki ahli-ahli pesawat yang mampu membuat
proyek produksi pesawat komersil sekelas Airbus dan Boeing.
PT DI juga sering dipercaya oleh dua perusahaan raksasa itu untuk memproduksi
kompenen-kompenen penting untuk pesawat dari Airbus
dan Boeing. Jadi PT DI harus nya sudah mulai berfikir untuk
memproduksi pesawat komersil yang jumlah permintaan nya sangat tinggi seiiring
dengan pertumbuhan industri penerbangan dunia. Modal sejatinya tidak menjadi
halangan jika sikap pemerintah berkomitmen mendukung proyek ini . Banyak
instrumen kebijakan pembiayaan yang dapat dilakukan untuk bisa membiayai proyek
strategis untuk kemajuan Industri pesawat terbang indonesia ini.
Selain
itu menurut saya PT DI sebagai satu-satunya aircraft
manufacturer di tanah air dan
ASEAN harusnya bisa
memproduksi pesawat-pesawat yang dibutuhkan untuk penerbangan nasional, yang
mampu beroperasi di daerah seperti Papua yang daerahnya bergunung-gunung,
banyak bukit dan jurang terjal. Kebutuhan pesawat terbang
dengan karakteristik khusus ini harus bisa dipenuhi PT DI. Dengan begitu
anggaran yang dikeluarkan pemerintah tidak akan terlalu besar jika dibandingkan
harus memesan pesawat ke produsen pesawat terbang luar. Dalam penjualan pesawat terbang tipe jarak
dekat-menengah, Indonesia adalah pasar terbesar dunia, karena seperti kita
ketahui indonesia adalah negera kepulauan. Sangat disayangkan jika potensi
pasar sedemikian besar jika kita tidak mampu membuat apa-apa padahal kita mampu
memanfaatkannya. PT DI selain dituntut bisa merambah pasar internasional. Namun
yang tak kalah penting adalah bagaimana negara kita juga harus melepas
ketergantungan mengimpor pesawat dari luar.
Pada
akhirnya ditegaskan bahwa PT Dirgantara akan maju dan berkembang jika ditopang
oleh sejumlah faktor input antara lain sumber daya manusia terampil, iptek,
dukungan pemerintah serta tata kelola perusahaan
yang efisien. Semangat untuk berdikari dalam Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan faktor penting dalam membangun Industri pesawat terbang
di Indonesia. Dan kini perkembangan untuk maju sudah dimulai, kiprah PT DI di
pasar global mulai menunjukkan tajinya, sehingga harapan kita untuk melihat pesawat karya anak
bangsa mengangkasa menghiasi langit dunia kini bukan isapan jempol semata.
Artikel ini diikutsertakan di lomba BUMN Goes To Campus Future CEO.
0 komentar:
Post a Comment